Tak perlu ributkan jogja,, jogja akan selalu istimewa sampai kapanpun,, jangan jadikan jogja sebagai komoditas politik. Jogja cuma punya satu wajah, jangan pecahkan dengan interpretasi2 lain. Paling tidak sampai hari ini Sultan masih di hati rakyat. Saya jadi ingat siklus polybios,, sistem perpolitikan akan terus bergulir dengan sendirinya. Jogja sedang tenang dengan "monarkinya", minimal sampai hari ini. Sejalan dengan pendapat Aristotles, Polibios berpendapat bahwa pemerintahan negara umumnya diawali dengan bentuk MONARKI, dimana seorang raja/ratu memerintah sebagai penguasa tunggal demi kesejahteraan rakyatnya. Namun demikian bentuk pemerintahaan semacam ini lama-kelamaan akan merosot menjadi TIRANI ketika raja yang bersangkutan atau raja-raja keturunannya, tidak lagi memikirkan kepentingan umum.dalam situasi semacam itu umumnya akan muncul sekelompok bangsawan yang kemudian menggerakkan perlawanan hingga akhirnya dapat mengambil alih kekuasaan. waktu inilah pemerintahan tersebut disebut pemerintah ARISTOKRASI. Namun karena kekuasaan itu cenderung untuk disalahgunakan, pemerintahan kaum bangsawan yang baik itu pun lama-lama akan merosot dan menjadi pemerintahan yang hanya akan mementingkan diri sendiri hingga akhirnya disebut sebagai OLIGARKI yang menindas rakyat.Akhirnya rakyat lah yang akan memberontak dan menjalankan pemerintah sampai akhirnya pemerintahan berganti menjadi DEMOKRASI namun lama kelamaan pemerintahan ini juga akan jatuh akibat korupsi dan lain-lain hingga pemerintahan menjadi OKLOKRASI ditengah semua itu Polibios meramal akan ada orang yang kuat dan berani untuk mengambil alih pemerintahan dan menjadi seorang raja sehingga pemerintahan kembali menjadi pemerintahan MONARKI. (TAHUN LALU...)
Selasa, 24 April 2012
PAIMIN
Paimin.. pemuda kampung serba seadanya.. menjajal kerasnya ibukota..
berbekal nekad tanpa perhitungan.. alih alih pujian... cacian yang
didapat.. muka pas2an.. jadi artispun sulit.. jadi manager juga tak
pandai bahasa asing.. paimin menangis di sudut ruko.. airmatanya
mewakili rindunya kepada simbok di kampung.. tiba2 dia teringat kata2
simboknya dikampung.. le..(tole).. simbok nggak kpingin kamu jadi
boss... simbok cm kepengen kamu bahagia dan tenang menjalani hidup..
walaupun keadaan sulit... paimin semakin kencang menangis.. seakan akan
hendak pulang.. esok paginya tetap berulang.. dan paimin belum
beranjak.
Paimin sudah biasa dibenci dibuang disakiti dihakimi dilupakan dunia..
hanya karena paimin terlalu ikhlas.. tapi biarlah pikirnya... asalkan
orang2 besar bahagia paimin siap menjadi alas kakinya.. asalkan simbok
tidak tau hatinya pedih.. senyum hangat tersaji dari paimin untuk
dunia.. pemuda kampung ini terbuai.. ibarat judi.. menang diawal
permainan adalah iming2 melanjutkan pertandingan.. paimin
lupa judi di kota lebih gila dari adu ayam atau maen gaple di
kampungnya.. tidak ada satupun yang bisa dipercaya di arena permainan..
semua hanya kebutuhan.. sejatinya tidak ada pertemanan apalagi cinta..
hari ini memutar roulette bersama mungkin esok lupa siapa nama.. paimin
akhirnya tau cara menjadi kaya dikota.. bukan menjadi saudagar minyak
atau walikota seperti berita televisi.. tetapi menjadi pengusaha topeng
adalah jawabanyya.. paimin oh paimin.. bukan karena lugu dia tertindas..
tapi karena tak bisa dia mendendam.. lagipula tak kuasa pula dia
membalas.. sadar diri dibawah garis batas..
Pagi itu paimin pura2 lupa sarapan.. tapi hebatnya belum juga kesal dia
dengan Tuhannya.. dengan senyum palsu dia mencoba membohongi getir
hidupnya.. seolah bangkit kepalanya tetap kosong.. belum ada rencana..
sampai dia terbelalak melihat isi tasnya.. iya ada ijazah sarjana hukum
disana.. atas nama dirinya pula...ijazahnya bersebelahan dengan rokok djarum super di dalam tas.. dan
paimin lebih tertarik mengambil sebatang.. diacuhkannya ijazah paimin..
sambil melamun trotoar jadi bangku meditasi.. apa yang hendak aq raih..
ah sudahlah.. masih bisa bernafas dikota ini saja sudah jadi prestasi
bagi paimin..
Paimiin oh paimin cita2nya sedang diuji debu jalanan.. tak lama paimin
beranjak juga.. tiba2 tawanya lepas seolah bahagia.. sedang apa dia?
ternyata dia baru sadar uangnya tiada sisa.. pantang menyerah
ditantangnya lagi nasibnya.. pikiranny penuh rencana.. kita lihat dia
kmana..
Paimin ingin kerja di kantor pemerintah.. bukan cita2nya memang.. tapi
akhir2 ini dia begitu kepincut.. seragamnya aneh memang.. tidak ada
atribut pula.. tapi dia ingin seperti mas tono tetangga kampungnya yang
sukses menjadi kaya karena kerja di kantor pemerintah.. dasar paimin
yang polos.. bahkan dia tidak tahu kalo kantor pemerintah tidak membuka
rekrutmen pegawai taun ini.. tetap dititipkannya surat lamaran paimin ke
satpam kantor pemerintah tersebut..
Paimin bergegas pindah harapan.. dilihatnya gedung perkantoran yg megah
berjejeran.. tapi surat lamarannya tersisa dua saja.. bimbang bergelayut
kini.. mau kemana aku.. dilihatnya sebuah bank yang tidak asing
baginya.. karena dikampung bank ini cukup terkenal.. tanpa pikir panjang
dimasukannya lamaran melalui satpam.. angan2nya terbang tinggi.. karena
status pegawai bank cukup mentereng dikampungnya.. cukup pantaslah
kalau digunakan melamar lasmi pujaan hatinya disana..
Paimin bergegas segera menuju jalanan tak bertuan.. kebingungan yang
orisinil terpancar dari gerak geriknya.. ya.. tentu saja.. karena jam
menunjukan jam 1 siang.. dan belum ada sebutir nasi pun singgah di
perutnya... akhirnya paimin memutuskan mencari mesjid sambil memikirkan
rencana selanjutnya disana.. termasuk bgaimana caranya bisa makan siang
ini..
Paimin rebahkan badan.. lunglai raganya kurang asupan.. tak terlarut
dalam waktu paimin segera bangkit ambil wudhu.. meski jiwanya goncang
belum lupa juga dia dengan Tuhannya.. sembahyang paimin mengadu
harapanyya.. diselipkannya nama simbok dalam antrian menuju mekah..
paimin tak menangis sampai perutnya sendiri yang menegur... laparnya tak
karuan..
Paimin gelisah.. gimana caranya aku bisa makan..pikirnya... ohh..iya
mengamen saja.. alat musiknya?? cukup dua telapak tangan bertepuk
saja..*paimin belum terpikir menjual ponselnya karena menurutnya ponsel
adalah akses menuju masa depannya.. akhirnya dengan langkah percaaya
diri berbekal reputasinya sebagai penyanyi dangdut hajatan di kampung..
paimin bersenandung di dalam mtromini reot.. bak biduan kondang,
terlantun lagam rindu buatan sendiri teruntuk kekasihnya.. "adinda
disana... perkenankan kusapa kamu.. dari jauh sayup sayup saja..
bercampur derita.. rinduku tetap akan bercerita....".
Setelah rampung dia mengamen.. dikantonginya sejumlah uang..cukup untuk
membeli sebungkus nasi telur.. di sela sela langkah menuju warteg..
Paimin tiba2 terdiam.. dilihatnya segerombolan bocah cekikikan tanpa
jelas sebabnya.. omongan mereka ngelantur.. Paimin penasaran bukan
kepalang.. diperiksa sekelilingnya tak ada miras apalagi sabu.. lalu
kenapa bocah2 ini? ohh Tuhan ternyata di sudut canda.. paimin
melihat kaleng aibon dan kantong plastik berisi sedikit bensin.. bocah2
ini terlalu hijau untuk kalut.. belum pantas mereka lampiaskan bencinya
kepada hidup.. lewat kaleng aibon bgitu jujur mereka bertutur.. yang
satu ceritakan bapaknya yang tukang pukul.. yang satu lagi ceritakan
ibunya seorang nakal. Tak kuasa paimin bertindak, bingung campur sedih membuat mampet
otaknya.. ditinggalkannya saja bocah2 itu.. sambil berjanji dalam hati..
kelak jika aku mnjadi presiden akan kuperhatikan mereka.. Tetap
melangkah paimin masih saja membatin.. ternyata beruntung juga aku lahir
dan besar dikampung.. kota ini benar2 sadiss.. harus ada yg dikorbankan
sementara kebahagaiaan juga mahal harganya.. duh Gusti... paringono
sabaar... *hebatnya kemauan paimin masih menggebu gebu.
Huuf.. mau suksess itu sulit ya... paimin menggumam... sambil mengayun
langkah paimin berandai andai.. jikasaja suatu hari nanti aku berhasil
menjadi pejabat aku mau beli tanah dan sapi yang buanyak.. biar nanti
digarap sahabat2ku dikampung.. lalu aku akan berangkatkan simbok ke
mekah.. dan yang paling spesial akan aku ajak lasmi pergi ke italia
untuk membuktikan menara pisa itu betul2 miring atau
tidak.. karena lasmi penasarannya bukan main.. *lasmi suka sekali
pelajaran ips dan pelajaran ttg menara pisa adalah bab terakhir yang dia
baca sebelum orangtuanya memutuskan untuk tidak lanjut kuliahkan lasmi
hingga lasmi putus sekolah smpai SMA saja.. Senyum2 sendiri paimin
terlihat kurang waras.. paimin sedang lupa padahal... sahabat2nya cuma
rindu paimin bermain gitar dan bersenandung riang bersama di
poskamling.. simbok cuma ingin belanja ke pasar dibantu paimin menggoes
sepeda ontelnya.. dan lasmi cuma ingin paimin cepat pulang duduk manis
disampingnya lalu ceritakan monas kepadanya.. karena monas dan pisa sama
jauhnya bagi lasmi..
Satu berkas lamaran dalam genggaman.. belum bertujuan pula paimin
mengayun langkah.. satu gerakan kaki tak sebanding dengan kecepatan
berfikirnya.. oke.. santai sajalah.. kata simbok jg rejeki gak kemana..
setelah puluhan langkah barulah paimin mendapat ide.. paimin kemudian
tergesa2.. hotel.iya hotel.. paimin ingin juga kerja di hotel agar bisa
melihat bule secara langsung.. karena selama ini paimin hanya melihat
orang asing dari televisi kreditan di rumahnya.. dalam bayangannya kelak
jika sering ketemu bule paimin akan minta foto agar bisa dipamerkan
kepada teman2nya dikampung setelah shalat ied tahun ini.
Paimin tak punya referensi.. bahkan hotel berbintang pun belum
dikenalnya.. lantas yang mana yang harus saya lamar pikirnya.. oia hotel
bintang pasti dilihat dari lapangan parkirnya.. minimal seluas sawahnya
haji dulah mungkin.. tapi tak akan lebih luas dari harapannya tentang
kesuksesan.. lalu apalagi ya? oia gedung hotel berbintang pasti tinggi..
minimal setinggi pohon durian di kebun mbah man.. tapi tidak akan lebih
tinggi dari cita2nya membahagiakan simbok dan lasmi.. dan satu lagi
kriteria yang dia buat adalah ada kolamrenang yang besar.. minimal
sebesar empang pakde darsiman.. tapi tidak akan lebih besar dari
perjuangan yang akan paimin kenang suatu hari nanti.
Lama berputar putar paimin berhenti di satu titik.. tercengang paimin
melihat rombongan orang berduyun duyun membawa map coklat tanda butuh
pekerjaan.. antrian sudah memanjang.. ramai terkumpul di depan sebuah
bangunan.. malu malu paimin bertanya.. gadis berambut panjang kemeja
ketat melekat dgn rok mini dipilihnya sebagai tempat bertanya.. maaf
mbak.. ini ada apa to? ada bukaan pekerjaan to? mbak2 td spontan
tersenyum sambil menjawab ngga ada bukaan mas.. adanya lowongan kerja..
ini perusahaan rokok lagi btuh banyak pegawai.. posisiny jg mcm2
kok..ikutan aja mas.. sekalian antri di blkg saya.. paimin mlongo.. yang
dipikirnya adalah gimana jadinya seandainya lasmi berbaju ketat dan rok
mini.Paimin iya2 saja padahal dia sendiri kurang paham.. selang waktu
kemudian paimin beralih pandang ke segerembolan orang.. berpakaian ala
santri menbawa panji2 kebanggaan lalu teriakan lantang asma Allah
menyedot perhatian sekitar.. paimin menggumam.. opo to iki? oo mgkin
satu ormas yg sering aq lihat di tv.. paimin spontan geleng2.. paimin
punya pemikiran sendiri.. "aq punya Tuhan yg sama dengan mereka.. aq
punya agama yg sama dgn mereka.. tapi mgkin aq menganut kebaikan yang
berbeda dengan mereka.. ahh sudahlah.. tidak penting juga memikirkan
mereka.. tidak menjadikan kaya kok.. *paimin kembali fokus ke antrian
sambil tengok kanan kiri..
Paimin mulai gelisah di antrian.. dan nampaknya hanya dia yg gelisah..
semua pengantri tertunduk takluk dengan ponselnya (red: blackberry)
masing2.. ingin berbincangpun paimin canggung.. terpengaruh juga paimin
keluarkan ponselnya (red: nokia3310).. dengan pulsa sekarat cukup 2 kali
sms saja paimin berani saja kirim rindunya kepada lasmi.. pesan
pertamanya begini "dek.. mas pai sedang antri nih"..
paimin bodoh memang.. dgn pulsa terbatas malah kirim pesan singkat
saja.. tapi tak lama berselang lasmi membalas.. "antri apa mas?" lugu
polos lasmi benar2 ingin tahu.. Paimin sergap membalas, kali ini agak
cerdas paimin memanfaatkan pulsa terakhirnya.."antri masukkan lamaran
kerja dek.. biar segera juga mas pai masukkan lamaran buat kamu"..
antrian pun bergerak maju.. dan paimin masukan kembali ponselnya kedalam
sakunya.
Jumat, 02 Maret 2012
Langganan:
Postingan (Atom)